Sabtu, 25 Mei 2013

Prosa Baru Dan Prosa Lama

PROSA LAMA

Prosa lama cenderung bersifat imajinatif, istanasentris, didaktif, anonim, dan bentuk serta isinya statis, sedangkan prosa baru bersifar realistis (melukiskan kenyataan sehari-hari), dinamis atau mengalami perubahan terus-menerus sesuai dengan pembahan masa, dan tidak anonim.
Yang termasuk prosa lama ialah:

A. Dongeng

yaitu bentuk prosa lama yang semata-mata berdasarkan khayal dan disampaikan secara lisan. Selanjutnya dongeng dibedakan lagi atas:

1. Fabel (dongeng tentang binatang) Contoh:
Kancil Yang Cerdik
Bayan Budiman

2. Legenda (dongeng yang isinya dikaitkan dengan keunikan atau keajaiban alam) Contoh:
Asal-usul Kota Banyuwangi
Sangkuriang

3. Sage (dongeng yang mengandung unsur-unsur sejarah) Contoh:
Darmawulan
Terjadinya Kota Majapahit

4. Mite (dongeng lentang dewan-dewa atau makhluk lain yang dianggap mempunyai sijat kedewaan, dan sakral) Contoh:
Cerita Gerhana
Nyi Loro Kidul
Hikayat Sang Boma
Odysee

5. Epos (Wiracarita/dongeng kepahlawanan) Contoh:
Ramayana
Mahabarata

6. Dongeng Jenaka (dongeng yang menceritakan kebodohan atau perilaku seseorang yang penuh kejenakaan atau lelucon) Contoh:
Pak Pandir
Pak Belalang
Si Lebai Malang
Abu Nawas

B. Hikayat

yaitu prosa lama yang isinya mengenai kejadian-kejadian di lingkungan istana, tentang keluarga raja.
Contoh:

Hikayat Hang Tuah
Hikayat Si Miskin
Hikayal Panca Tantra
Hikayat Panji Semirang
Hikayat Dalang Indra Kusuma
Hikayat Amir Hamzah

C. Silsilah atau tambo,

yaitu semacam sejarah, tetapi isinya sudah bercampur dengan khayalan sehingga banyak cerita yang tidak tercerna oleh pikiran sehat.
Contoh:

Sejarah Melayu
Hikayat Raja-raja Pasai
Sejarah Melayu-Bugis

PROSA BARU

Yang tergolong prosa baru adalah roman, novel, cerpen, biografi, drama, kritik, dan esai.

Roman  Bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau meninggal dunia. Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa macam, antara lain sebagai berikut:

1. Roman bertendens, yang di dalamnya terselip maksud tertentu, atau yang mengandung pandangan hidup yang dapat dipetik oleh pembaca untuk kebaikan. Contoh:

Layar Terkembang oleh : Sutan Takdir Alisyahbana.
Salah Asuhan oleh: Abdul Muis.
Darah Muda oleh: Adinegoro.

2. Roman sosial, memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat. Biasanya yang dilukiskan mengenai keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan. Contoh:

Sengsara Membawa Nikmat oleh: Tulis St. Sati.
Neraka Dunia oleh: Adinegoro.

3. Roman sejarah, yaitu roman yang isinya dijalin berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau kehidupan seorang tokoh dalam sejarah. Contoh:

Hulubalang Raja oleh: Nur St. Iskandar.
Tambera oleh: Utuy Tatang Sontani.
Surapati oleh: Abdul Muis.

4. Roman psikologis, yaitu roman yang lebih menekankan gambaran kejiwaan yang mendasari segala tindak dan perilaku tokoh utamanya. Contoh:

Atheis oleh: Achdiat Kartamiharja.
Katak Hendak Menjadi Lembu oleh: Nur St. Iskandar.
Belenggu oleh: Armijn Pane.

5. Roman detektif, yang isinya berkaitan dengan kriminalitas. Dalam roman ini yang sering menjadi pelaku utamanya seorang agen polisi yang tugasnya membongkar berbagai kasus kejahatan. Contoh:

Mencari Pencuri Anak Perawan oleh: Suman HS.
Percobaan Seria oleh: Suman HS.
Kasih Tak Terlerai oleh: Suman HS.

Novel  Berasal dari Italia yaitu novella 'berita' . Bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perobahan nasib pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen.

Contoh:
Ave Maria oleh: Idrus
Keluarga Gerilya oleh: Pramoedya Ananta Toer.
Perburuan oleh: Pramoedya Ananta Toer.
Ziarah oleh: Iwan Simatupang.
Surabaya oleh: Idrus

Cerpen  Cerpen Bentuk prosa baru yang menceritakam sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan telapi hat itu tidak menyebabkan perubahannasib pelakunya. Contoh:
Radio Masyarakat oleh : Rosihan anwar
Bola Lampu oleh : Asrul Sani
Teman Duduk oleh : Moh. Kosim
Wajah yang Bembah oleh : Trisno Sumarjo
Robohnya Surau Kami oleh : A.A. Navis

Biografi  Bentuk prosa yang menceritakan riwayat hidup seseorang. Biografi yang menceritakan kehidupan pengarangnya sendiri disebut autobiografi. Contoh:
Hikayat Abdullah oleh: Abdullah bin Abdul kadir Munsi.
Pengalaman Masa Kecil oleh: Nur St Iskandar.

Drama  (Yunani: drama 'Tindakan, perbuatan'); karya sastra yang ditulis untuk dipanggungkan, dan bercorak dramatik. Sebuah drama terbagi atas beberapa bagian yang disebut babak dan babak dibagi atas beberapa adegan.Diawali oleh prolog, yaitu kata pendahuluan yang menarik perhatian penonton ke dalam suasana yang dikehendaki, dan diakhiri oleh epilog, yakni kata-kata yang mengandung iktisarseluruh cerita. Sedang percakapan antara dua pelaku disebut dialog. Contoh:

Nyai Dasimah oleh: Rustandi
Bebasari oleh: Rustam Effendi
Kertajaya oleh: Sanusi Pane
Lukisan Masa oleh: Armijn Pane
Manusia Baru oleh: Sanusi Pane
Sandyangkalaning Majapahit oleh Sanusi Pane
Ken Arok Ken Dedes oleh: Mohamad Yamin
Sedih dan Gembira oleh:Usmar Ismail
Taufan Atas Asia oleh: El Hakim
Bulan Bujur Sangkar oleh: Iwan Simatupang

sumber :
 http://tunggara.wordpress.com/2012/02/23/kumpulan-materi-bahasa-indonesia/
 http://yunianingsihlaila.blogspot.com/

Rabu, 15 Mei 2013

Konfiks dan Kombinasi Imbuhan

 
 
Konfiks adalah imbuhan tunggal yang terjadi dari perpaduan awalan dan akhiran yang membentuk satu kesatuan. Dalam bahasa Indonesia, terdapat lima macam konfiks antara lain ke-an, pe-an, per-an, se-nya, dan ber-an.
Agar Anda lebih mengenal konfiks, perhatikan ciri-ciri konfiks berikut :
1. Awalan dan akhiran diletakkan pada bentuk dasar secara serentak (tidak bertahap).
Contoh:
Para tamu sudah berdatangan.
Imbuhan ber- dan -an melekat secara serentak pada bentuk dasar datang menjadi berdatangan. Jadi, tidak melekat secara bertahap, yaitu ber- + datang menjadi berdatang, kemudian berakhiran -an menjadi berdatangan atau datang + -an menjadi datangan, kemudian dilekatkan ber- menjadi berdatangan. Prosesnya dapat digambarkan sebagai berikut :
ber- + datang + -an berdatangan bukan: ber- + datang + -an atau ber- + datang + -an
berdatang datangan berdatangan berdatangan
2. Konfiks menyatakan satu makna gramatikal.
Jika salah satu konfiks itu dipisah/dipenggal, penggalan itu bukan merupakan kata yang bermakna.
Contoh:
Kata berdatangan memiliki makna perbuatan yang dilakukan banyak pelaku . Jika kata tersebut dipenggal menjadi berdatang dan -an atau ber- dan datangan, kata tersebut tidak memiliki makna. Konfiks terdiri atas lima macam sebagai berikut.
1. Konfiks ke-an
Konfiks ke-an berfungsi membentuk kata benda konkret, kata benda abstrak, kata kerja pasif, dan kata sifat. Makna imbuhan ke-an sebagai berikut.
a) menyatakan sifat
Contoh:
Aku kagum akan keindahan senja di Pantai Kuta.
keindahan = bersifat indah
b) menyatakan makna dalam keadaan
Contoh:
Ia menggigil kedinginan.
kedinginan = dalam keadaan dingin
c) menyatakan perbuatan yang dilakukan secara tidak sengaja
Contoh:
Ia ketiduran di kursi belajarnya.
ketiduran = tidak sengaja tidur
d) menyatakan makna terlalu
Contoh:
Baju Anisa kebesaran.
kebesaran = terlalu besar
e) menyatakan makna agak atau menyerupai
Contoh:
Ia memang masih kekanak-kanakan.
kekanak-kanakan = menyerupai anak-anak
f) menyatakan tempat atau daerah
Contoh:
Kedutaan besar negara-negara sahabat ada di Jakarta.
kedutaan = tempat para duta besar
g) menyatakan dapat di . . . .
Contoh:
Gunung Semeru kelihatan dari Lumajang.
kelihatan = dapat dilihat
h) menyatakan yang di- . . .
Contoh:
Dito adalah cucu kesayangan kakeknya.
kesayangan = yang disayang
2. Konfiks pe-an
Konfiks pe-an memiliki alomorf yang berwujud pe-an, pem-an, penan,
peng-an, peny-an dan penge-an.
Konfiks pe-an berfungsi membentuk kata benda.
Makna imbuhan pe-an sebagai berikut.
a) menyatakan makna cara
Contoh:
Pengiriman barang ini dilakukan dengan paket kilat.
pengiriman = cara mengirim
b) menyatakan makna tempat
Contoh:
Kami sedang menuju pelabuhan Tanjung Perak.
pelabuhan = tempat berlabuh
c) menyatakan makna perihal
Contoh:
Pembuatan tahu ini dilakukan secara manual.
pembuatan = perihal membuat
d) menyatakan alat untuk me- . . .
Contoh:
Pendengaran nenek sudah lemah.
pendengaran = alat untuk mendengar
3. Konfik per-an
Bentuk per-an ada tiga macam, yaitu per-an, pe-an, dan pel-an.
Konfiks per-an berfungsi membentuk kata benda.
Makna imbuhan per-an sebagai berikut.
a) menyatakan makna cara
Contoh:
Jangan terperangkap dalam pergaulan bebas tanpa batas!
pergaulan = cara bergaul
b) menyatakan makna hasil
Contoh:
Persetujuan itu telah ditandatangani kedua belah pihak.
persetujuan = hasil setuju
c) menyatakan tempat
Contoh:
Pengembang dari Jakarta itu membuat permukiman di seputar
Godean.
permukiman = tempat bermukim
d) menyatakan makna kumpulan
Contoh:
Daerah pertokoan di Jalan Kenangan akan mengalami
penggusuran lagi.
pertokoan = kumpulan toko
e) menyatakan makna hal
Contoh:
Setiap tahun pertambahan penduduk mencapai hampir sepuluh
persen.
pertambahan = hal bertambah
4. Konfik ber-an
Bentuk konfiks ber-an ada dua macam, yaitu ber-an dan be-an.
Konfik ber-an berfungsi membentuk kata kerja.
Makna imbuhan ber-an sebagai berikut.
a) menyatakan makna saling
Contoh:
Mereka berpandangan ketika bertemu.
berpandangan = saling memandang
b) menyatakan makna perbuatan yang dilakukan oleh banyak
pelaku
Contoh:
Para peserta seminar berhamburan keluar ruangan.
berhamburan = bersama-sama
c) menyatakan makna perbuatan yang dilakukan berulang-ulang
Contoh:
Air dari ember itu bertetesan di lantai.
bertetesan = berulang-ulang menetes
5. Konfik se-nya
Konfik se-nya berfungsi membentuk kata keterangan dari kata sifat.
Makna imbuhan se-nya sebagai berikut.
a) menyatakan makna tingkat atau paling
Contoh:
Tunjukkan hasil yang sebaik-baiknya.
sebaik-baiknya = paling baik
b) menyatakan makna waktu atau setelah
Contoh:
Setibanya di rumah hari telah malam. Selain bentuk konfiks terdapat imbuhan yang digunakan secara bersamaan baik awalan maupun akhiran. Bentuk ini disebut kombinasi imbuhan. Dalam konfiks proses pembentukan kata terjadi secara serentak
sedangkan proses pembentukan kata dengan kombinasi imbuhan terjadi secara bertahap.
Contoh:
Proses pembentukan kata berpakaian melalui dua tahap,yaitu akhiran –an dilekatkan pada kata dasar pakai menjadi pakaian. Kemudian, kata tersebut dilekatkan awalan ber- menjadi berpakaian. Proses ini dapat digambarkan sebagai berikut. ber- + pakai + -an pakaian (1) berpakaian (2)
Macam-macam bentuk kombinasi imbuhan sebagai berikut.
1. Imbuhan memper-kan
Fungsi imbuhan memper-kan membentuk kata kerja intransitif.
Makna imbuhan memper-kan sebagai berikut.
a) menyatakan makna kausatif
Contoh:
Siapa yang mempertemukan sepasang kekasih itu?
mempertemukan = membuat jadi bertemu
b) menyangatkan atau intensitas
Contoh:
Mereka memperdengarkan lagu-lagu yang merdu.
memperdengarkan = berkali-kali mendengar
2. Imbuhan me-i
Fungsi imbuhan me-i membentuk kata kerja aktif.
Makna imbuhan me-i sebagai berikut.
a) menyatakan makna memberi
Contoh:
Tanti menyampuli bukunya dengan sampul plastik warna biru.
menyampuli = memberi sampul
b) menyatakan makna membuang
Contoh:
Pak Sarman menguliti kambing kurban.
menguliti = membuang kulit
c) menyatakan makna pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang
Contoh:
Siapa yang melempari burung-burung itu?
melempari = berulang-ulang melempar
d) menyatakan hal seperti yang tersebut pada kata dasar
Contoh:
Bu Wina, wali kelasku, memarahi kami karena tidak disiplin.
memarahi = menyatakan hal marah
e) menyatakan makna melakukan suatu pekerjaan
Contoh:
Kami menemani Fita pergi ke rumah pamannya.
menemani = melakukan pekerjaan sebagai teman
f) membuat jadi
Contoh:
Saya sedang memanasi makanan ketika lampu padam.
memanasi = membuat jadi panas
g) menyatakan makna intensitas
Contoh:
Polisi sedang menyelidiki kasus pembunuhan itu.
menyelidiki = melakukan penyelidikan
h) menyatakan makna arah atau tempat
Contoh:
Para peserta lomba sudah memasuki aula.
memasuki = masuk ke
3. Imbuhan gabung di-i
Fungsi imbuhan gabung di-i membentuk kata kerja pasif.
Makna imbuhan di-i sebagai berikut.
a) menyatakan makna diberi
Contoh:
Bukunya disampuli sampul plastik warna biru.
disampuli = diberi sampul
b) menyatakan makna dibuang
Contoh:
Kambing kurban dikuliti Pak Sarman.
dikuliti = dibuang kulitnya
c) menyatakan makna pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang
Contoh:
Burung-burung itu dilempari batu.
dilempari = dilempar berulang-ulang
d) menyatakan hal seperti tersebut pada kata dasar
Contoh:
Kami dimarahi Bu Wina karena tidak disiplin.
dimarahi = menyatakan hal marah
e) membuat jadi
Contoh:
Makanan itu sedang dipanasi ketika lampu padam.
dipanasi = membuat jadi panas
f) menyatakan makna intensitas
Contoh:
Kasus pembunuhan itu sedang diselidiki polisi.
diselidiki = dilakukan penyelidikan
4. Imbuhan me-kan
Fungsi imbuhan me-kan membentuk kata kerja transitif, yaitu kata
kerja yang memerlukan objek.
Makna imbuhan me-kan sebagai berikut.
a) menyatakan makna kausatif
Contoh:
Niken menjatuhkan gelas.
menjatuhkan = membuat jatuh
b) menyatakan makna melakukan tindakan untuk orang lain atau
benefaktif
Contoh:
Rina membukakan pintu saat ayahnya datang.
membukakan = membuka untuk orang lain
c) menyatakan makna menuju ke
Contoh:
Pilot itu berhasil mendaratkan pesawatnya walaupun cuaca buruk.
mendaratkan = menuju ke darat
d) menganggap sebagai
Contoh:
Jangan mendewakan kekayaan dalam kehidupan di dunia ini!
mendewakan = menganggap sebagai dewa
5. Imbuhan di-kan
Fungsi imbuhan di-kan membentuk kata kerja bentuk pasif.
Makna imbuhan di-kan menyatakan makna kausatif .
Contoh:
Bulan ini gaji karyawan PT Dewa Perkasa dinaikkan sepuluh persen.
dinaikkan = dibuat menjadi naik
6. Imbuhan ber-kan
Fungsi imbuhan ber-kan membentuk kata kerja.
Makna imbuhan ber-kan sebagai berikut.
a) menyatakan makna memakai
Contoh:
Keputusan itu diambil berdasarkan kesepatan semua anggota.
berdasarkan = memakai dasar
b) berfungsi sebagai pemanis
Contoh:
Malam ini tempat keramaian itu bermandikan cahaya bulan.
7. Imbuhan diper-kan
Fungsi imbuhan diper-kan membentuk kata kerja pasif.
Makna imbuhan diper-kan sebagai berikut.
a) menyatakan makna kausatif
Contoh:
Astuti dan Hidayat dipertemukan oleh orang tua masing-masing.
dipertemukan = menyebabkan bertemu
b) menyatakan makna intensitas atau menyangatkan
Contoh:
Masalah kenaikan harga BBM ramai diperbincangkan.
diperbincangkan = berkali-kali dibicarakan
8. Imbuhan memper-i
Fungsi imbuhan memper-i membentuk kata kerja.
Makna imbuhan memper-i menyatakan makna membuat jadi atau
kausatif .
Contoh:
Bayu memperbaiki sepeda adiknya.
memperbaiki = membuat jadi baik
9. Imbuhan diper-i
Fungsi imbuhan diper-i membentuk kata kerja.
Makna imbuhan diper-i menyatakan makna kausatif atau membuat
jadi .
Contoh:
Sepeda adiknya diperbaiki Bayu.
diperbaiki = dibuat menjadi baik
Sumber :