Rabu, 21 Agustus 2013

Waktu itu....


Dari sekian banyak elemen yang ada, menurut gue elemen yang paling kuat adalah waktu. Eh tapi waktu itu elemen atau bukan ya? Ya pokoknya waktu lah yang menurut gue sangat digdaya. Saking saktinya, waktu jadi sesuatu yang sangat, atau bahkan, paling berharga.

Buktinya, setau gue cuma waktu yang di-highlight dalam kitab suci. “Demi masa (waktu).” Itu semakin meyakinkan gue bahwa waktu memanglah bernilai.


Makanya, kalau gue dikasih kesempatan buat milih kekuatan super yang bisa gue dapatkan, gue pasti akan memilih buat bisa mengendalikan waktu. Semua kekuatan, mau itu kuat kayak Superman, banyak duit kayak Iron Man, atau sekadar punya selera humor dan kehidupan cinta yang ngenes kayak Spider-Man, semuanya nggak berarti kalau waktu dihentikan. Mereka semua tunduk kepada waktu.

Gue percaya waktu itu menyembuhkan

Ditinggalkan dia yang berharga. Dicampakkan dia yang dicinta. Di-tidak-acuh-kan mereka yang sudah kamu beri semua. Hal-hal di atas cuma berakhir menimbulkan luka.
Mengejutkannya, semua itu bisa sembuh. Memang sih, banyak alasan buat nyembuhin luka-luka kayak gitu, misalnya dengan alasan jatuh cinta lagi, dengan alasan sudah merelakan, atau bahkan sekadar karena sudah lupa. Tapi dari ketiga hal itu, ada waktu yang jadi elemen penting.

Kita nggak akan pernah tau akan dapet kesempatan untuk jatuh cinta lagi apa nggak. Kita nggak pernah menduga akan bisa merelakan. Kita nggak pernah bisa menerka apa bisa melupakan. Semuanya nggak akan kita tau kalau nggak dikasih kesempatan.

Kesempatan itu butuh waktu.
Kalau nggak menyembuhkan, minimal waktu itu menyadarkan


Butuh waktu untuk akhirnya sadar bahwa seseorang begitu berharga. Biasanya setelah mereka benar-benar pergi. Kadang itu butuh waktu berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun.
Tapi karena waktu itulah, dia membiarkan bukti-bukti sedikit demi sedikit bermunculan. Mencuat ke permukaan. Bukti bahwa yang kamu rasakan itu sayang beneran atau cuma penasaran. Bukti bahwa sebenarnya yang kamu butuhkan adalah orang itu. Bukti bahwa sesungguhnya kamu bisa merelakan. Bukti bahwa sejatinya cinta itu harus memiliki, atau direlakan sama sekali.

Butuh waktu untuk tau yang dirasakan dan pernah diucapkan dengan manis itu… benar-benar cinta, atau cuma dusta.
Dan berapa waktu yang dibutuhkan? Nggak ada yang bisa mengira. Cuma waktu yang tau.

Waktu adalah penguji yang teruji

Semua ucapan, semua tindakan, semua harapan, semua angan-angan, bahkan sepertinya semua hal di dunia ini harus melewati ujian. Dan waktu seringkali menyajikan ujian yang nggak bisa ditahan.
Nggak ada yang lebih meyakinkan dari sesuatu/seseorang yang sudah lulus diuji oleh waktu. Semua omong kosong berbalut manis yang keluar semasa kasmaran, semuanya cuma bisa dibuktikan oleh waktu melewati ujian.
Sayangnya, kita sebagai manusia sering terlalu nggak sabaran. Menyimpulkan dan mengambil keputusan padahal yang dibutuhkan cuma sabar dan kebijaksanaan.

Akhir dari meremehkan waktu –yang tak bisa ditarik kembali– adalah penyesalan.

Lagi-lagi, dalam hal penyesalan sekalipun, yang paling berperan adalah sang waktu.
Biarkan apa pun yang mendatangi kamu diuji oleh waktu sebelum memutuskan itulah yang tepat, atau cuma selewat.




sumber : http://daraprayoga.com/waktu-itu/

Senin, 12 Agustus 2013

Mengapa Setiap Orang Harus Memiliki Masalah?

Siapapun baik pria maupun wanita tentu bisa dan berhak untuk menjadi lebih tangguh dalam hidup ini. Cobalah menari di antara hujan, bukan hanya tersenyum lebar saat mentari datang. Saat hari-hari Anda menjadi makin keras dan sulit, yakinlah saat-saat itu didesain sesuai dengan kemampuan Anda.
Masa sulit tidak akan bertahan lama, berbeda dengan orang yang tangguh. - Robert H Schuller

Jangan takut bila Anda mengalami masa sulit. Misalnya ketika Anda yang tadinya anak rumahan harus merantau ke luar kota, banyak hutang, terkena musibah, Atau Anda baru saja kena PHK (Pemutusan Hubungan kerja) sehingga Anda bingung bagaimana membayar SPP anak Anda membayar hutang, dan berbagai masalah lainnya. Kebiasaan kita di tengah kehidupan yang makin berkembang ini adalah tidak kreatif dalam mencari solusi. Belajarlah dari orang lain ketika dihadapkan masalah yg sama,
Padahal jika kita mau lebih berusaha dan berdoa, masa-masa sulit itu bisa kita lalui. Bahkan kita semakin tangguh.
Masalah adalah kesempatan kita melakukan sesuatu yang lebih baik. - Duke Ellington
Yah dapet masalah lagi. Ups! Anda baru saja meremehkan diri Anda sendiri dengan mengatakan demikian. Bersyukurlah hidup ini masih diberi masalah. Hidup tanpa masalah hanya akan membuat Anda tidak berkembang. Namun bukan berarti Anda harus mencari-cari masalah. Saat masalah datang, hadapi masalah tersebut. Satu masalah, dua, tiga... Tanpa sadar Anda sudah menyelesaikan banyak masalah dalam hidup Anda. Kalau sudah begini, baru deh kita bilang, "Wah, ternyata aku bisa." Maka dari itu, jangan keburu pesimis saat ada masalah.
Nah, ternyata masalah juga bisa membuat Anda mengetahui siapa diri Anda, bukan? Seberapa jauh Anda mampu bertahan dalam masa sulit? Seberapa yakin Anda dengan diri Anda sendiri? Dan seberapa gigih Anda memperjuangkan niat Anda? Masalah tidak hanya untuk dikeluhkan, karena Anda akan bersyukur pernah mengalami masalah dalam hidup Anda.
Masalah datang seringkali dianggap mempersulit hidup kita. Ya kalau nggak sulit, kita nggak akan menggunakan akal kita dengan baik, kan? Tapi masalah itu itu menyakitkan. Masalah merupakan amplas kehidupan. Mengikis bagian-bagian tak diperlukan dan memperhalus budi pekerti kita agar menjadi manusia yang lebih baik.
Setiap orang memiliki masalahnya sendiri, jika seseorang dapat belajar dari masalah yang pernah dia dapat, maka suatu saat ketika dia mendapatkan masalah yg sama ia sudah tau cara mengatasinya..
Lihatlah anak balita yg ingin belajar berjalan.. meskipun ia sering terjatuh dan tau hal itu sakit.. tapi ia akan terus mencobanya.. hingga ia bisa berjalan menggunakan kedau kakinya dengan baik....

Ujian untuk melihat kepribadian sebenarnya dari seseorang adalah ketika mereka bertahan di antara masalah dan kesulitan yang mendera. - Unknown




sumber :  http://10507276.blog.unikom.ac.id/mengapa-setiap.6ko

Senin, 05 Agustus 2013

Keadaan-Keadaan yang Serba Salah

Kadang manusia dihadapkan sama keadaan yang kalo dilanjutin salah, ditinggalin juga salah. Posisi ini, kalo di film Dono (sebenernya film Warkop DKI, tapi tetep aja disebutnya film Dono), namanya maju kena-mundur kena.

Kamu juga merasa tersesat. Kamu berjalan, mencoba keluar, tapi berakhir di situ-situ aja. Lubang hitam. Menyedot semua energi cuma buat mikirin harus dilanjutin apa nggak.
Ternyata, yang seperti itu bukan cuma ada di film Warkop. Dalam kehidupan sehari-hari juga seringkali kita menemukan posisi serba salah. Pokoknya bingung harus ngapain.

Misalnya, ketika ada di posisi mencintai orang yang sebenarnya udah dimiliki orang lain. Kamu senang dengan segala perhatian yang ada, dengan keadaan yang ada. Tapi di sisi lain, kamu nggak suka karena kamu nggak tau kamu itu apa, siapanya dia. Kamu bukan pacarnya, dibilang selingkuhannya juga belum, tapi dia yang berpacar begitu perhatian. Mau dilanjutin, dia pun nggak bisa putus sama pacarnya, mau mundur, tapi perhatian darinya begitu candu.

Keadaan yang lebih kompleks, ketika kamu sudah punya kekasih. Sudah lama, bahkan terlalu lama. Bertahun-tahun bersama. Tapi ketika dilihat lagi, ternyata ada unsur terpaksa dalam kebersamaan itu. Pernah salah satu atau kalian berdua, merasa sudah di titik jenuh, atau bahkan pernah terlibat di pertengkaran besar, seakan semuanya memang harus berakhir. Tapi kalian memutuskan untuk melanjutkannya, bersama. Sayangnya, bukan karena masih saling cinta, ataupun masih bisa saling percaya, tapi cuma sayang karena hubungannya sudah terlanjur lama. Biasanya juga, terkait sama saling kenalnya kedua pihak orang tua. Sekali lagi, ini terpaksa. Mau disudahi, sayang sekali hubungannya udah lama. Mau dilanjutin pun semuanya nggak lagi sama.

Gengsi juga, seringnya jadi momok yang membuat seseorang stuck berada di posisi yang serba salah. Ketika dua orang sudah menyatakan saling suka, saling perhatian, saling mengingatkan, saling ada satu sama lain, tapi nggak ada yang memulai. Ya, karena gengsi. Serba salah. Nggak ada yang mau mengalah.
Keadaan lainnya bisa sesederhana ketika jatuh cinta kepada sahabat sendiri. Pertemanan yang begitu lama dijalin. Seperti kata di televisi dan di film-film, Kita nggak bisa memilih jatuh cinta kepada siapa. Karena jatuh cinta nggak bisa memilih,

Kadang kita merasa nggak punya pilihan dalam urusan cinta.
Mungkin itu juga alasan kenapa orang-orang yang terlibat dalam jatuh cinta kepada sahabat, tetap berada di tengah. Nggak mundur, maju pun enggan. Yang ada, “mundur” itu cuma kata-kata yang kadang tercetus, tapi besoknya lupa lagi. Ngarep lagi. Nggak sadar diri lagi. Bahwasanya, dirinya hanyalah teman.
Tapi sebenarnya pilihan itu ada, kalau kita dalam keadaan jernih untuk melihatnya.
Ketika sedang berada dalam posisi yang begitu serba salah, kadang yang perlu kita lakukan hanyalah berhenti, dan bernapas. Nggak perlu banyak berpikir, karena seringkali berpikir cuma hanya menghasilkan bad mood sendiri.
Cukup dengarkan apa yang ada dalam hati. Melihat ke dalam diri. Pejamkan mata. Tarik napas lewat hidung. Hembuskan lewat mulut.

Setidaknya, itu yang selalu sukses menenangkan gue. Dan sedikit-banyak memengaruhi bijaknya diri dalam mengambil keputusan.
Karena cuma kamu yang bisa nentuin nasib kamu gimana. Orang lain terlalu sibuk ngurusin diri mereka masing-masing. Jangan mau berada di satu titik yang ngasih kamu kenyamanan semu. Misalnya ada di kondisi ngarepin orang yang nggak peduli sama kamu. Orang yang tiba-tiba ada, tiba-tiba ngilang, tiba-tiba ada, tiba-tiba ngilang.
Dalam hidup, kita harus mengambil keputusan. Tegaslah. Minimal kepada diri sendiri.


http://daraprayoga.com/keadaan-keadaan-yang-serba-salah/

Jenis-Jenis Pacaran yang...............

Kali ini gue mau nge-share beberapa jenis pacaran. Mungkin bisa dibilang jenis-jenis pacaran ini adalah jenis-jenis pacaran yang.......................#pahit. Disimak ya…
Kalo nggak juga gak apa-apa sih.
.
.
.
Katanya gak mau nyimak? Kok masih baca? Yaudah, gue lanjut deh ya..
Oya, sebelum gue lanjut gue membagi jenis-jenis pacaran ini berdasarkan yang gue lihat, amati, dan beberapa di antaranya pernah gue alami.

Pertama, yang satu sayang tapi yang satu nggak. Biasanya diawali, “Kita jalanin aja dulu,” ini terjadi karena salah satu pihak ada yang kasihan, atau pihak yang nerima itu cuma gak mau sendiri. Jadi dia nerima siapa pun yang nembak dia. Kasian dua-duanya. Biasanya lagi, yang kayak gini rentan banget ada selingkuh di dalamnya.

Kedua, yang udah lama bersama, tapi sekarang udah kehilangan chemistry. Jenis yang ini biasa disebut oleh mereka yang merasakan, “Kita gak akan bisa kayak dulu lagi.” Banyak hal yang bisa jadi penyababnya, bisa jadi karena pernah diselingkuhin, berhasil baikan, tapi semuanya berubah. Bisa jadi juga karena salah satunya nyembunyiin sesuatu.

Ketiga, yang selalu mengalah dengan yang selalu kalah. Dalam hubungan ini, ada pihak yang selalu mengalah… tapi ujung-ujungnya merasa kalah. Sayangnya, dalam kasus ini biasanya orang yang mengalah gak tau sampai kapan akan kayak gitu. Meski sesakit apa pun terus mengalah, tapi dia gak pernah bisa jauh. Entahlah, katanya sih sayang. Tapi, sayang kok malah jadi sakit?

Keempat, udah gak saling sayang tapi masih bersama. Ada aja sepasang orang yang pernah saling mencintai, pernah saling mengerti, lalu seiring berjalannya waktu rasa di antara mereka semakin memudar sampai habis ditelan sendiri. Tapi mereka gak punya keberanian secuil pun untuk memutuskan hubungan, dan berakhir dalam kepura-puraan.

Kelima, yang bersama cuma untuk sementara. Dalam hati salah satu, atau keduanya pasti pernah terpikir, “Sebenernya udah tau akhirnya bakal seperti apa, tapi jalanin aja deh.” Gue masih bingung sama orang yang tetap ngejalanin hubungan yang kayak gini. Mereka tau akhirnya akan berpisah, tapi tetap memaksakan untuk bersama. Kenapa gue heran? Karena semakin mereka bersama, dan semakin tau hubungan itu akan berakhir juga, semakin sakit waktu mereka berpisah kelak. Biasanya yang seperti ini, karena orang tua, atau beda agama.

Keenam, yang sama-sama sayang. Ini sih gak perlu dijelasin kayaknya. Soalnya yang namanya pacaran yang memang harus sama-sama sayang. Tapi justru banyak yang saling sayang malahan gak bisa bersama.



copast from : http://daraprayoga.com/jenis-jenis-pacaran-yang-pahit/