Rabu, 05 Agustus 2015

7 Realita yang Akhirnya Kamu Terima — Selepas 1 Tahun Lulus Kuliah dan Mulai Bekerja

7 Realita yang Akhirnya Kamu Terima — Selepas 1 Tahun Lulus Kuliah dan Mulai Bekerja



Halo holaaaa...
udah lama banget ga pernah nulis blog pasca mulaui kerja. #cieeeegitu

Pagi ini dimulai buka komputer, email, print ini itu, dan berakhir buka facebook dan nemu artikel ini, pas dibaca, ini kejadian nyata dan yg eyke alamin sbg fresh graduate dan job seeker.

check this out!


Hiruk pikuk sebagai mahasiswa dan perjuangan skripsi akhirnya berakhir juga. Bangga rasanya sudah bisa menuntaskan kewajiban sebagai orang dewasa. Memasuki fase hidup baru dengan tanggung jawab lebih besar di bahu dan dada.
Kehidupan awal sebagai pekerja muda memberimu rasa berdaya dan perasaan mandiri yang tak ada dua. Mulai bisa membantu orangtua, membelanjakan uang untuk sesuatu yang disuka, sampai merencanakan hidup ke depan sesuai impian di kepala.
Setahun setelah resmi Sarjana, ternyata hidupmu berubah dengan begitu cepatnya. Tujuh realita inilah yang membuatnya tak lagi sama…

1. Alih-alih bangga, ijazah di tangan justru membuatmu merasa kerdil dan tak bisa apa-apa. Hidupmu seakan di-restart ulang sebagai manusia



Hidupmu malah sepeti di restart ulang sebagai manusia
Hidupmu malah sepeti di restart ulang sebagai manusia via www.papyrusphoto.com
Saat masih berkutat dengan kesibukan praktikum dan membuat paper sebagai mahasiswa tak cuma sekali kamu membayangkan apa rasanya saat kelak gelar sudah terselip di belakang nama. Nampaknya hidup akan lebih ringan. Selembar kertas itu jadi jaminan cerahnya masa depan.
Namun ternyata hidup tak berubah begitu saja selepas Dekan menggeser tali di atas toga. Ijazah dan gelar di belakang nama justru membuatmu banyak bertanya,
“Kemampuan apa yang membuatku berbeda? Apa yang bisa kujual dan diterima oleh calon perusahaan tempat bekerja?”
Momen setelah wisuda justru jadi masa me-reset ulang ekspektasi. Di sinilah kamu kembali menggali apa yang sesungguhnya dirimu mampu lakoni.


2. Seberapapun menterengnya, pekerjaan tetap akan berjenjang seperti tangga. Kamu harus mulai dari undakan terbawahnya

Pekerjaan apapun tetap harus berjenjang seperti tangga
Pekerjaan apapun tetap harus berjenjang seperti tangga via ikakatili.blogspot.com
Status sebagai MT (management trainee), Graduate Development Program, hingga keberhasilan masuk dalam pendidikan pegawai muda Bank Sentral memang terlihat mentereng di mata keluarga dan orang luar. Kamu pun merasa senang bisa memberi mereka kebanggaan ; melihat senyum mereka menyunggingkan kepuasan.
Satu yang belum kamu tahu sebelumnya. Ini hanya awal dari perjuangan panjang setelahnya. Masih banyak malam-malam panjang yang membuatmu harus berjaga demi menghapal rumus akuntansi, mempersiapkan presentasi, sampai berpikir apa yang salah dari caramu menyesuaikan diri.
Meski masuk program yang kata orang bergengsi — kerasnya tenaga justru baru akan diuji di titik ini. Alih-alih merasa berhasil, kamu justru akan lebih tahu diri. Tidak mudah meniti karir hingga ke level tertinggi. Mereka yang sudah berhasil memang layak membuatmu mengangkat topi.


3. Kebutuhan tak akan ada ujungnya. Gaji toh tetap terasa kurang jika tak pandai mengaturnya. Kamu pun belajar merasa cukup sebagai manusia

Perlahan kamu merasa cukup sebagai manusia
Perlahan kamu merasa cukup sebagai manusia via thefreakyteppy.com
Di masa kuliahmu dulu mendapat transfer 5 juta per bulan ke rekening seakan jadi kemewahan yang membuatmu bebas berfoya-foya. Tapi ternyata tidak begitu dalam kehidupan nyata.
Gaji yang didapat dari hasil keringat sendiri itu entah bagaimana bisa menguap begitu saja. Kamu harus memutar otak agar tidak berakhir jadi penghuni kost seumur hidup yang tak punya apa-apa.
Perlahan, kamu pun mulai menyesuaikan pola hidup sesuai pendapatanmu. Selepas euforia girang mendapat gaji sendiri berlalu, gaya hidup (anehnya) berubah tak lagi seloyal dulu. Meski kini kebebasan membelanjakan uang ada di tanganmu — mewah dan mentereng bukan lagi jadi prioritasmu. Cukup. Sudah. Hidup kini sesederhana itu.


4. Ada rasa ringan di dada saat sedikit bisa turun tangan membantu orangtua. Meski kamu sadar apapun yang diberi tak bisa membalas kebaikan mereka

Meski sadar tak bisa membalas kebaikan mereka, ada rasa ringan saat kamu bisa membantu orangtua
Meski sadar tak bisa membalas kebaikan mereka, ada rasa ringan saat kamu bisa membantu orangtua via yoshikophotography.com
Tanpa diminta kamu mulai pasang badan untuk membayar tagihan-tagihan rumah. Membawa roti tawar sepulang kerja, mentransfer tagihan listrik saat awal bulan tiba, menawarkan diri jadi penyokong adik yang masih kuliah dan butuh dana.
Entah kenapa setelah mulai bekerja ada rasa yang mendesak di dada untuk mengembalikan sesuatu pada orangtua. Beratnya kewajiban profesional sebagai orang dewasa membuka matamu bahwa tak mudah jadi mereka dulu. Mengejar karir sembari membesarkanmu. Kamu ingin meringankan beban mereka semampu kekuatan bahumu. Meski toh sampai kapanpun hutang itu tak akan impas menurut perhitunganmu….


5. Melihat perjalananmu dan kawan seperjuangan, kamu pun mengamini satu hal. Ternyata rejeki sungguh datang dari banyak jalan

Ternyata rejeki memang sungguh datang dari banyak jalan
Ternyata rejeki memang sungguh datang dari banyak jalan via www.flickr.com
Selepas mulai bekerja, tak lagi jadi mahasiswa — kamu tak lagi skeptis soal pendapat bahwa rejeki bukan selalu berbentuk uang saja. Kawanmu yang memutuskan menikah lebih dulu dan kini hidup tenang sebagai wanita rumah tangga mendapatkan rejekinya dari kehadiran pria yang sedalam itu mengasihinya.
Kawan lain yang terpaksa harus jauh dari pacar dan keluarga sebab mendapat rejeki di perusahaan tambang di Borneo sana mendapat porsi rejeki dari cukup besarnya uang yang masuk ke rekening tiap bulannya. Meski harus dibayar dengan kekosongan hatinya.
Mengamati perjalanan mereka dan perjalananmu sendiri. akhirnya kamu mengerti. Uang hanya sekian bagian kecil dari rejeki. Masih ada rejeki non materi lain yang juga berarti.


6. Kesibukan kerja membuatmu ogah menanggapi drama tak penting soal hati. Jika memang tak bisa diajak membangun mimpi, di titik ini lebih baik kamu berhenti. Atau pergi

Pergi, kini tidak sedrama dulu lagi
Pergi, kini tidak sedrama dulu lagi via hebaliphotographer.com
Saat masih kuliah dulu protes-protes kecil pacar atas kesibukanmu bisa terlihat cute dan lucu. Itu artinya dia benar-benar membutuhkan, pikirmu. Namun hidup kini tidak sesederhana dulu.
Kamu lebih butuh dia yang bisa mengerti bahwa ada kesibukan yang harus didahulukan. Ada kewajiban yang perlu dituntaskan. Dan karenanya pertemuan dan kemanjaan perlu ditangguhkan — tanpa berarti mengurangi perasaan.
Otakmu dan tenagamu sudah terlalu penuh untuk menanggapi hubungan yang konfliknya seperti angin puyuh. Jika memang tak sejalan, lebih baik kalian saling melepas saja agar tak berlama-lama dalam ikatan yang rapuh.
Pergi dari ikatan hati terasa lebih rasional saat ini. Toh tak ada gunanya bertahan di ikatan yang membebat langkah kaki.


7. Pertanyaan “Akan jadi apa?”; “Nanti berakhir di mana?” tak lagi membuatmu cemas lama-lama. Jalani saja. Pintu kesempatan terbaik nanti akan terbuka

It is okay to be clueless for now. You will get there
It is okay to be clueless for now. You will get there via alvinfauzie.com
Hanya karena sudah diterima bekerja, sudah bukan lagi jadi mahasiswa — ternyata tidak lantas mengakhiri pencarianmu sebagai manusia. Setiap pagi kamu akan terbangun dengan mengulang pertanyaan yang sama:
“Sebenarnya aku sedang dibawa ke mana? Tuhan punya rencana apa?”
Tapi kini berbeda. Pertanyaan tak harus membuatmu berkontemplasi lama demi mencari jawabannya. Satu-satunya pilihan termanjur adalah mendepak selimut untuk segera bangun dan menjalani kewajiban sebagai orang dewasa. Sebab toh di akhir hari Tuhan akan berbaik hati pada mereka yang berusaha. Pintu kesempatan untuk pejuang macam ini akan terbuka dengan sendirinya.
Kamu mau jadi salah satunya.

Apakah 7 realita ini juga yang kamu rasa? Resonansi realita ini pulakah yang membuatmu dewasa? Jika iya, ternyata kamu tak sendirian saja. Kami di Hipwee dan ribuan pembaca lain pun mengalaminya.
Kita pasti bisa menghadapinya :)

Kredit gambar utama: Alvin Photography



sumber : http://www.hipwee.com/motivasi/7-realita-yang-akhirnya-kamu-terima-selepas-1-tahun-lulus-kuliah-dan-mulai-bekerja/

Kamis, 16 April 2015

Selamat Datang Lembaran Baru!


SELAMAT DATANG DIKEHIDUPAN PASCA LULUS KULIAH!

(ILUSTRASI SAAT WISUDA SAAT ITU ; 17 DEC)


     

                           Setelah sekian lama gak pernah ngoprek blog, kini aku kembali~~~~
Alhamdulillah, akhirnya kuliah selesai tepat waktu. tepat di tahun 2014 akhir, saya resmi menyandang gelar SARJANA KOMPUTER. TSSAAAAHHHH

Berlokasi di Jakarta Convention Center, dapet sesi siang. Percaya ga percaya, pas mau dateng ke wisudaan aja, layaknya sinetron. start from Bogor jam 10 siang, dan mulai di tol TMII aja udah stuck banget siiiissss....

Sementara acara dimulai jam 2. awalnya sih masih staycool. ternyataaa.....macetnya padat merayap sampe tol semanggi :(((
Malah sempet kepikiran kalo gue bakal telat dan ga bakal boleh masuk. Yaampun ga kebayng deh sedihnya gimana.

Singkat cerita, untungnya ada rombongan paspampres gitu yg lagi konvoy lewat bahu jalan. jadi sekalian deh nebeng konvoy juga. mayaaaan buat buka jalan kan...

Namanya aja, udah persis kayak sinetron. jam udah nunjukin pukul 13.00 ; artinya yang wisudaan pagi udah selesai dan siap berganti ke sesi siang. Makin panik, panas dingin. karena semua personil gengan kampus gue, udah sampe duluan.

Jadi lah-sejadi-jadinya, nyokap gue nyuruh gue naik ojek keluar dari tol semanggi. Tapi.....gue KAGAK mau. seoalnya make rok, kebaya, disanggul pula. ogah banget shaaaay naik ojek.

Tapi demi kebaikan gue, nyokap gue nurunin gue dipinngir jalan, dan gue masuk dari pintu samping JCC. Soalnya kalo nungguin ke parkiran lama lagi.
dan gue jalan ga sendirian, ada beberapa mahasiswa yg lain, yg jalan kaki juga. (yg make slayer ungu sih, cuma gue doang. Fyi ajaaaaaaaaaa)



ini beberapa foto wisuda saya kemareeeeen. Ah senengnya :'D


-This is for you, Mom and Dad. 


"Gue ini mahasiswi yg salah masuk jurusan, yg  jelas ga suka sama program, tapi ngambil jurusan ini. Tapi gue juga mahasiswi yg ga mau gagal. cukup percintaan aja yg gagal, kuliahnya jangan." *LAH

Walaupun gue salah masuk juruan, gue tetep berusaha untuk lulus dan bagaimanapun juga gue ga mau nilai gue jeblok. Minimal, cukup nilainya stabil.

Mungkin benar kata orang, senengnya wisuda sih cuma sehari,. sisanya jadi pengangguran shaaay. huft.. Pasca dari wisuda, gue belum sempet tuh ikut2an yg namanya JOBFAIR. gue juga ga bikin akun JOBSTREET pulak. hahahaha waktu itu sih, niatnya mau nyari kerja start from Januari.






Akhir desember gue dapet panggilan di salah satu perusahaan Outsourching, dan gue sempet 2X interview di bank. Mandiri dan Danamon. Mandirinya di Mandiri Pusat, Gatot Subroto. Danamon nya di Kebon Sirih.

Dua duanya berprofesi back office, IT Admin.



   - Ga percintaan aja, kerjaan juga bisa PHP.

Namanya juga usaha. ya gitu, interviewnya udah. dipanggil lagi nya mah kagak. :(

Sempet kok ngerasain depressed banget (padhal baru 1 bln nganggur dan 2x nyoba interview) ;

Akhir januari, temen nyokap gue telfon. nanyain kenapa gue ga ngiri CV ke perusahaannya. Fyi, temennya nyokap gue ini, Dirut nya. dan gue di Interview awal februari, langsung sama Dirut/Bos gue ini.

Kantornya berlokasi di Grand Wijaya Center, Jakarta Selatan.

Dan posisi saya sebagai Admin Dokumentasi. Awal awal perkerjaan, berkutat sama dokumentasi, surat keluar, tanda terima. namun, akhir akhir ini gue lagi menikmati banget tantangan baru untuk ketemu orang-orang penting.

Misal : beberapa hari yg lalu, gue ke dephub sama salah satu bos gue. Fyi, bos gue ga cuma 1. tapi ada 5, Namun yg aktif ngantor cuma 3. Salah satu bos saya artis, lhoooo... mueheheheeee

Masih kagok dan belum tau mesti gimana kalau ketemu orang. tapi semoga next time makin bisa memperbaiki diri dan terus belajar lagi.
Dikantor, gue ga kayak orang lain yg lagi ngehitzzzz foto sama temen temen kantornya,. gue ga bisa.
karna staff di kantor gue cuma sedikit. 

Orangnya cuma ber-4 (termasuk gue) HE HE EHEEEEEEE.

Tapi diluar dari itu semua, aku tetep bersyukur. karena ga ngerasain nganggur lama lama dirumah, cukup 1 bulan nganggur pasca wisudanya.
Kini waktunya cari pengalaman, nabung, dan membahagiakan orang tua.


Tapi jujur aja, gaji pertama dan kedua as always keteteran. soalnya pas banget banyak pengeluaran. apalgi pas bulan April gini. Bulannya-GUE-banget. hahahaha

Alhamdulillah tahun ini, gue udah bisa ngebagi uang gaji pertama ke ortu, ade, sodara sodara. dan tentunya udah bisa traktr kecil kecilan ke temen SMA, Kantor dan orang rumah.

Harapan terdekat : bisa nabung, ga boros, dan bisa bekerja lebih baik lagi. aamiinnnnnn

(Ga lupa, sambil menyelam minum air. kali aja dapet jodoh jugak. lelah hati adek ini bang~~~~)

Sekian cerita sekilas saya. semoga teman teman yg baca dan belum mendapatkan pekerjaan, agar bisa nyusul. dan yg sudah bekerja semoga sukak sama cerita sayaaa. :D





See You,




Shabrina.