Cerpen
Cinta Berujung Sahabat
Ini adalah tempat baru.
Tempat dimana untuk ber-adaptasi ulang. Berawal dari tempat ini, semua cerita
dimulai. Sebut saja wanita ini dengan sapaan Riri. Riri adalah seorang wanita
yang tidak begitu mementingkan tentang up-to-date
nya fashion, akan tetapi ia juga tidak terlalu ketinggalan zaman soal
fashion. Yaaaa biasa-biasa aja gitu, yang penting ia merasa nyaman.
Pertemuan dan Pertemanan.
T
|
idak ada yang tahu tentang
misteri hari ini, esok, bahkan seterusnya. Begitupun dengan pertemuan.
Pertemuan dikelas baru, yang
belum sama sekali ia kenal sebelumnya. Ia hanya mengenal beberapa teman-teman
kelasnya yang dahulu. Tapi tidak banyak, yaaa sekitar 6orang.
Hingga pada saatnya, Riri
mempunyai teman akrabnya dikelas. Teman yang semuanya perempuan, dan yang
tentunya baru ia kenal.
Dikelasnya, Riri adalah wanita yang biasa-biasa saja.
Berteman dengan siapa saja, ia juga wanita yang humoris.
Hingga pada saatnya, Riri dan
kawan-kawannya memiliki teman belajar kelompok yang lazim dibuat. Entah dibuat
karna ada tugas kelompok, maupun dibuat karna untuk belajar bareng.
Dalam tim belajar bareng ini,
tidak-lah semua nya perempuan seperti teman-temannya Riri melainkan campuran.
Tentunya ada beberapa teman lelaki dikelas mereka juga. Ada Nando, Andi, Tri, dan Christian.
Sebenarnya, lelaki didalam
kelas baru-nya Riri tidak hanya
mereka. Masih banyak yang lain, akan tetapi mereka lebih sering berkumpul
bersama.
Karena seringnya kebersamaan
ini-lah, disini Riri mulai dekat dengan Nando. Berawal dari ceng-an teman-temannya hingga sampai
rasa itu benar-benar hadir. Semakin lama semakin hari, intensitas pertemuan
mereka semakin sering dan yang jelas bertemu karena ada belajar bareng
tentunya.
Intensitas mereka berkomunikasi pun juga semakin sering,
entah dalam hal SMS, BBM, ataupun saling balas mention satu sama lain. Dari
pertanyaan yang menyangkut soal mata kuliah, hingga yang topiknya ngawur.
Singkat cerita, kedekatan
Riri dan Nando makin lama makin dekat. Bahkan, teman-teman kelas yang tadinya
tidak tahu soal ini, malah balik ngeceng-in
mereka, lho.
Gerak-gerik mereka yang
seperti ini, makin terlihat saat Riri dan kawan-kawan mengadakan jalan-jalan
bersama.
Mereka selalu saja, menjadi
objek bulan-bulanan.
Iya, objek bulan bulanan
teman dekatnya Riri maupun temannya Nando.
2bulan kurang lebih sudah
berjalan, mereka masih dan bisa dibilang masih dalam tahap “PDKT”.
Akhirnya Riri bercerita
kepada salah satu sahabatnya yang bernama Shasha.
Via Blackberry Messenger :
Sha : Cieee yang
status BBMnya lagi seneng :p
Riri : Hahahaha :D
Sha : Kenapa sih?
Cerita dooong..
Riri : Enggak ah,
malu gue :p
Sha : Yaelah ri,
masih malu aja sama gue -_-
Riri : Iya,
sebenernya gue abis jalan sama Nando.
Sha : Whaaats?!!!
Riri : Hehe abis
nonton :D
Sha : Terus???
Ditembak???
Riri : Belom ,
sih. Tapi tangan gue udah dipegang sama dia.
Sha : Oh
“.........” *hening*
Ini adalah beberapa
percakapan mereka malam itu. Percakapan yang masih dirasa bingung sama Shasha.
Karena Riri belum menceritakan tentang niatannya untuk berkencan dengan Nando.
Bicara Tentang Hati.
Makin lama, Riri dan nando pun makin dekat. Semenjak mereka
berdua jalan bersama, dan walaupun pergi hanya sekedar hang out dan nonton film saja,
akan tetapi bisa dibilang ini
bukanlah hanya hubungan antar teman saja.
Akan tetapi Riri membiarkan saja semua terjadi begitu saja.
Menurutnya, tidak ada yang salah dengan apa yang sedang ia
jalani dengan Nando saat ini. Begitupun dengan perasaan Riri terhadap Nando.
Perasaan yang tanpa disadari kini telah berubah melebihi sekedar teman biasa.
Dan kini sudah mulai memasuki bulan ke-4.
Karena mereka tak kunjung meresmikan hubungan, akhirnya
mereka selalu menjadi bulan-bulanan anak kelas. Dari yang nge-becandain soal
nembak, sampe ngebecandain kalo si Nando ini PHP alias Pemberi Harapan Palsu.
Sayangnya, Riri bukan termasuk wanita yang suka menyatakan duluan sih. Mangkanya, sudah hampir 4bulan
kedekatan mereka, Riri Cuma bisa nunggu, nunggu, dan terus nunggu entah sampai
kapan.
Kriiiing..Kriiing..Kriiing..
Suara
dari Smartphone-nya Riri berdering,
tepat pukul 23.00 WIB.
“Lho barusan Nando telfon?”,
Tanya Riri dalam hati. Bergegaslah Riri mengirimkan sebuah pesan singkat.
“Hai Ndo, Maaf telfonmu tidak
aku angkat.Tadi aku sedang berada diruang tamu. Ada apa ya?”
Dan tidak lama kemudian Nando
menelfon Riri kembali.
Rupanya, ini bukanlah pertama
kali-nya Nando telfon-telfonan dengan Riri. Beberapa malam sebelumnya, mereka
pun menghabiskan malam dengan berbincang melalui telefon.
“Halo, Ri. Lagi ngapain?”
“Hm...lagi tiduran aja, Ndo.
Tadi pas kamu telfon, aku lagi gak dikamar,”
“Iya, gapapa. Udah makan?”
“Kalo belom kenapa? Memangnya
kamu mau ngasih aku makan?”, Ujarnya sambil bercanda.
“Yaaa, kalo belom makan gih.
Nanti kamu sakit. Oh iya Ri, ada yang mau aku tanyain ke kamu nih. Boleh?”
“Nanya? Nanya apaan? Kayak
dosen aja nih tanya-tanya.hahaha Boleh kok, mau tanya apa memangnya, Ndo?”
“Aku ini jahat gak sih sama
kamu? Aku gak mau dibilang cowok PHP lho..” tanya Nando mulai serius.
Riri pun mulai mengerti
maksud Nando, mengapa Nando bertanya seperti itu.
Ya, tentu saja karena
hubungan mereka yang ‘menggantung’ dan
tidak jelas apa statusnya.
“Oh, eng..enggak kok Ndo.
Loh, kok kamu tau-tau jadi nanya begitu?”, tanya Riri sambil gugup.
“Gak apa-apa sih. Aku Cuma
mau tanya langsung aja sama kamu. Soalnya, aku gak mau dianggap jahat sama
orang.”
Singkat cerita, selesai sudah
perbincangan mereka yang sedikit serius malam itu.
“Andai saja, kamu tahu tentang perasaan aku Ndo. Aku ini
sayang sama kamu. Hingga akhirnya kita bisa ngomong aku-kamu, dan sampe kita bisa
jalan bareng Cuma berdua, aku udah sayang sama kamu. Dan Cuma kamu..”, ujar
Riri dalam hati.
Riri menghela nafas.
Ia berfikir sejenak apa yang sudah
dikatakan Nando malam itu.
Ia tidak habis fikir mengapa
Nando bisa berbicara seperti itu. Padahal, jelas-jelas Nando yang sudah memberi
angin segar kepadanya.
Bahkan, bersikap tidak lazim
layaknya teman biasa. Jauh didalam lubuk hati yang paling dalam, Riri memang
mengharapkan agar suatu saat nanti Nando mengungkapkan perasaannya, dan
meresmi-kan hubungan mereka.
Tapi apa lah daya. Memang
saat ini, Nando dan Riri masih sebatas hubungan pertemanan saja.
Riri pun bercerita kepada
teman-temannya. Terutama kepada Shasha tentang kegundah gulanaan-nya itu esok
hari, dikampus.
“Hah? Nando ngomong gitu ke
elo? Serius???” , Tanya Shasha sambil membelalakan kedua matanya. “Iya, dia
bilang gitu sama gue. Jelas-jelas pas waktu jalan sama gue, dia megang tangan
gue. Lah terus? Kok dia bilang gitu sama gue?” , Ujar Riri sambil berkaca-kaca.
“Udah deh Ri, gini aja. Ya lo
jalanin aja dulu apa yang memang membuat lo seneng. Kalo seandainya Nando emang
orang yang bisa bikin lo seneng, yaudah lo lanjutin aja sana sama dia apapun
statusnya. Dan maksimal lo nunggu dia, sampe lo ulang tahun.” Tegas Shasha.
“Loh, kenapa sampe gue ulang
tahun? Kan ulang tahun gue, masih lama. Masih beberapa bulan lagi.”
“Iya, liat sampe lo ulang
tahun. Gue mau tau Nando bakalan nembak lo apa enggak tuh pas lo ultah. Kalo ga
nembak? Udah tinggalin aja. Udah hampir 4bulan lo di-PHP-in gini, kan.”
“Oh, gitu ya? yaudah deh gue
coba ya.” Ujar Riri yang sudah merasa putus asa.
Bulan-bulan berikutnya
seperti kiamat kecil buat Riri. Makin banyak cobaan untuknya, dan setiap hari
makin banyak sedihnya. Sangat menguras pikiran, amarah, dan kesabarannya.
Mei, 2012.
Bulan ini adalah bulan Riri
ulang tahun.
Bulan yang menjadi penentu,
harus dibawa kemana hubungan mereka.
Dan dibulan ini juga,
hubungan Riri dan Nando mulai merenggang.
Nando mulai bersikap ‘seadanya’ sama Riri. Kalo BBM-an ya
balesnya yang ditanya aja.
Beberapa hari sebelum Riri
ulang tahun, ada perbincangan yang serius lagi antara mereka. Perbincangan yang
lagi-lagi menegaskan bahwa Nando mungkin memang tidak ada niatan untuk memiliki
hubungan “lebih”.
Via pesan singkat
“..Entah, bagaimana
harus memulainya.
Tapi yang jelas aku gak mau pacaran dulu. Aku ga mau
ganggu kuliah aku. Terlebih, aku masih punya janji sama mantanku. Dan aku janji
sama dia, buat gak pacaran sampe bulan Oktober. Yaaa paling enggak sampe dia
ulang tahun lah..
-Nando”
Segitunya dan se-spesial itu kah mantanmu itu? Terus
apa yang harus aku lakukan? Selama ini kamu menganggap aku apa?
Berjuta pertanyaaan pun kini
hadir didalam pikiran Riri. Betapa tidak, lelaki yang ia sayangi berkata
seperti itu.
Tak lama kemudian Riri
membalas pesan singkat tersebut.
Via Pesan Singkat.
“..Iya gak
apa apa. Kalo emang kamu gak mau pacaran, seperti apa yang kamu bilang. Tapi
dengan syarat, aku ga mau kalo nanti aku dapet kabar kamu pacaran sama orang
lain. Sementara, kamu sama aku bilang gak mau pacaran..”
Hingga
Akhirnya Riri pun mulai mengerti dan menyadari bahwa arti hadirnya ia disisi
Nando tidak membuahkan hasil. Nando pun tetap pada pendiriannya yang seperti
itu. Semenjak hari itu, Riri mulai mengikis perasaannya terhadap Nando. Sampai
akhirnya Riri pun ulang tahun....
Shasha dan teman-teman sudah
berkumpul dikampus untuk memberi-kan surprise terhadap Riri. Tidak hanya itu,
dihari spesial tersebut juga hadir Christian, Tri, dan Yaya.
“Eh, enaknya si Nando kita
ajakin aja gak sih? Nando kan gak tau kalo kita mau bikin surprise dirumahnya
Riri. Biar gimana pun juga, Nando kan adalah orang yang pernah deket sama Riri
trus juga sempet main bareng juga sama kita. Masa ga diajakin, sih ?” , tanya Shasha memecah keheningan
didalam mobil saat menuju rumah Riri.
“Yaudah ajakin aja, coba sms
deh sms..” , ajak Yaya.
Nan, kerumah Riri yuk.
Hari ini kita mau bikin surprise
Kerumahnya Riri nih.”
-Shasha
“Yah, sorry
sha.
Hari
ini gue gak bisa.
Salam
aja ya buat yang
dateng
disana.
have
fun ya:)”
-Nando
Shasha
pun tidak memaksakan jika memang Nando tidak bisa hadir dihari ulang tahun-nya
Riri. Hanya saja yang disayangkan adalah jika mengingat status kedekatan mereka
dahulu, dan tentunya mengingat karena dulunya mereka juga sering ngumpul sama Nando.
Dan ini merupakan batas akhir
menurut Shasha.
Riri pun mengikuti anjuran Shasha,
untuk menyudahi segalanya.
Menyudahi untuk menunggu
kepastian Nando hampir 6bulan lamanya, yang tiada henti selalu menunggu Nando
untuk menyatakan cinta yang memang tak kunjung datang.
Dan mungkin memang ini adalah
jalan terbaik yang harus dilalui oleh Riri meskipun pahit pada akhirnya.
Tidak ada yang harus dipertahankan lagi.
Tidak ada juga yang harus disesali lagi.
Jika memang tidak mungkin bersatu, lebih
baik tidak usah dipaksakan.
Bahkan
mereka yang sudah saling lama menunggu-pun pada akhirnya bisa saling
menyakiti juga, bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar