Rabu, 09 Januari 2013

Tugas Bahasa Indonesia #1


Cerpen


Cinta Berujung Sahabat






Ini adalah tempat baru. Tempat dimana untuk ber-adaptasi ulang. Berawal dari tempat ini, semua cerita dimulai. Sebut saja wanita ini dengan sapaan Riri. Riri adalah seorang wanita yang tidak begitu mementingkan tentang up-to-date nya fashion, akan tetapi ia juga tidak terlalu ketinggalan zaman soal fashion. Yaaaa biasa-biasa aja gitu, yang penting  ia merasa nyaman.



Pertemuan dan Pertemanan.


T
idak ada yang tahu tentang misteri hari ini, esok, bahkan seterusnya. Begitupun dengan pertemuan.
Pertemuan dikelas baru, yang belum sama sekali ia kenal sebelumnya. Ia hanya mengenal beberapa teman-teman kelasnya yang dahulu. Tapi tidak banyak, yaaa sekitar 6orang.
Hingga pada saatnya, Riri mempunyai teman akrabnya dikelas. Teman yang semuanya perempuan, dan yang tentunya baru ia kenal.
          Dikelasnya, Riri adalah wanita yang biasa-biasa saja. Berteman dengan siapa saja, ia juga wanita yang humoris.
Hingga pada saatnya, Riri dan kawan-kawannya memiliki teman belajar kelompok yang lazim dibuat. Entah dibuat karna ada tugas kelompok, maupun dibuat karna untuk belajar bareng.
Dalam tim belajar bareng ini, tidak-lah semua nya perempuan seperti teman-temannya Riri melainkan campuran. Tentunya ada beberapa teman lelaki dikelas mereka juga.  Ada Nando, Andi, Tri, dan Christian.
Sebenarnya, lelaki didalam kelas baru-nya Riri tidak hanya mereka. Masih banyak yang lain, akan tetapi mereka lebih sering berkumpul bersama.
Karena seringnya kebersamaan ini-lah, disini Riri mulai dekat dengan Nando. Berawal dari ceng-an teman-temannya hingga sampai rasa itu benar-benar hadir. Semakin lama semakin hari, intensitas pertemuan mereka semakin sering dan yang jelas bertemu karena ada belajar bareng tentunya.
          Intensitas mereka berkomunikasi pun juga semakin sering, entah dalam hal SMS, BBM, ataupun saling balas mention satu sama lain. Dari pertanyaan yang menyangkut soal mata kuliah, hingga yang topiknya ngawur.
Singkat cerita, kedekatan Riri dan Nando makin lama makin dekat. Bahkan, teman-teman kelas yang tadinya tidak tahu soal ini, malah balik ngeceng-in mereka, lho.
Gerak-gerik mereka yang seperti ini, makin terlihat saat Riri dan kawan-kawan mengadakan jalan-jalan bersama.
Mereka selalu saja, menjadi objek bulan-bulanan.
Iya, objek bulan bulanan teman dekatnya Riri maupun temannya Nando.


2bulan kurang lebih sudah berjalan, mereka masih dan bisa dibilang masih dalam tahap “PDKT”.
Akhirnya Riri bercerita kepada salah satu sahabatnya yang bernama Shasha.




Via Blackberry Messenger :

Sha      : Cieee yang status BBMnya lagi seneng :p
Riri      :  Hahahaha :D
Sha      : Kenapa sih? Cerita dooong..
Riri      : Enggak ah, malu gue :p
Sha      : Yaelah ri, masih malu aja sama gue -_-
Riri      : Iya, sebenernya gue abis jalan sama Nando.
Sha      : Whaaats?!!!
Riri      : Hehe abis nonton :D
Sha      : Terus??? Ditembak???
Riri      : Belom , sih. Tapi tangan gue udah dipegang sama dia.
Sha      : Oh “.........” *hening*



Ini adalah beberapa percakapan mereka malam itu. Percakapan yang masih dirasa bingung sama Shasha. Karena Riri belum menceritakan tentang niatannya untuk berkencan dengan Nando.


Bicara Tentang Hati.

          Makin lama, Riri dan nando pun makin dekat. Semenjak mereka berdua jalan bersama, dan walaupun pergi hanya sekedar hang out dan nonton film saja,  akan tetapi bisa dibilang  ini bukanlah hanya hubungan antar teman saja.
          Akan tetapi Riri membiarkan saja semua terjadi begitu saja.
          Menurutnya, tidak ada yang salah dengan apa yang sedang ia jalani dengan Nando saat ini. Begitupun dengan perasaan Riri terhadap Nando. Perasaan yang tanpa disadari kini telah berubah melebihi sekedar teman biasa.

          Dan kini sudah mulai memasuki bulan ke-4.
          Karena mereka tak kunjung meresmikan hubungan, akhirnya mereka selalu menjadi bulan-bulanan anak kelas. Dari yang nge-becandain soal nembak, sampe ngebecandain kalo si Nando ini PHP alias Pemberi Harapan Palsu. Sayangnya, Riri bukan termasuk wanita yang suka menyatakan duluan sih. Mangkanya, sudah hampir 4bulan kedekatan mereka, Riri Cuma bisa nunggu, nunggu, dan terus nunggu entah sampai kapan.




Kriiiing..Kriiing..Kriiing..

Suara dari Smartphone-nya Riri berdering, tepat pukul 23.00 WIB.
“Lho barusan Nando telfon?”, Tanya Riri dalam hati. Bergegaslah Riri mengirimkan sebuah pesan singkat.


“Hai Ndo, Maaf telfonmu tidak aku angkat.Tadi aku sedang berada diruang tamu. Ada apa ya?”

Dan tidak lama kemudian Nando menelfon Riri kembali.
Rupanya, ini bukanlah pertama kali-nya Nando telfon-telfonan dengan Riri. Beberapa malam sebelumnya, mereka pun menghabiskan malam dengan berbincang melalui telefon.

“Halo, Ri. Lagi ngapain?”
“Hm...lagi tiduran aja, Ndo. Tadi pas kamu telfon, aku lagi gak dikamar,”
“Iya, gapapa. Udah makan?”
“Kalo belom kenapa? Memangnya kamu mau ngasih aku makan?”, Ujarnya sambil bercanda.
“Yaaa, kalo belom makan gih. Nanti kamu sakit. Oh iya Ri, ada yang mau aku tanyain ke kamu nih. Boleh?”
“Nanya? Nanya apaan? Kayak dosen aja nih tanya-tanya.hahaha Boleh kok, mau tanya apa memangnya, Ndo?”
“Aku ini jahat gak sih sama kamu? Aku gak mau dibilang cowok PHP lho..” tanya Nando mulai serius.


Riri pun mulai mengerti maksud Nando, mengapa Nando bertanya seperti itu.
Ya, tentu saja karena hubungan mereka yang ‘menggantung’ dan tidak jelas apa statusnya.

“Oh, eng..enggak kok Ndo. Loh, kok kamu tau-tau jadi nanya begitu?”, tanya Riri sambil gugup.
“Gak apa-apa sih. Aku Cuma mau tanya langsung aja sama kamu. Soalnya, aku gak mau dianggap jahat sama orang.”



Singkat cerita, selesai sudah perbincangan mereka yang sedikit serius malam itu.
          “Andai saja, kamu tahu tentang perasaan aku Ndo. Aku ini sayang sama kamu. Hingga akhirnya kita bisa ngomong aku-kamu, dan sampe kita bisa jalan bareng Cuma berdua, aku udah sayang sama kamu. Dan Cuma kamu..”, ujar Riri dalam hati.

Riri menghela nafas.
Ia berfikir sejenak apa yang sudah dikatakan Nando malam itu.
Ia tidak habis fikir mengapa Nando bisa berbicara seperti itu. Padahal, jelas-jelas Nando yang sudah memberi angin segar kepadanya.
Bahkan, bersikap tidak lazim layaknya teman biasa. Jauh didalam lubuk hati yang paling dalam, Riri memang mengharapkan agar suatu saat nanti Nando mengungkapkan perasaannya, dan meresmi-kan hubungan mereka.
Tapi apa lah daya. Memang saat ini, Nando dan Riri masih sebatas hubungan pertemanan saja.
Riri pun bercerita kepada teman-temannya. Terutama kepada Shasha tentang kegundah gulanaan-nya itu esok hari, dikampus.

“Hah? Nando ngomong gitu ke elo? Serius???” , Tanya Shasha sambil membelalakan kedua matanya. “Iya, dia bilang gitu sama gue. Jelas-jelas pas waktu jalan sama gue, dia megang tangan gue. Lah terus? Kok dia bilang gitu sama gue?” , Ujar Riri sambil berkaca-kaca.


“Udah deh Ri, gini aja. Ya lo jalanin aja dulu apa yang memang membuat lo seneng. Kalo seandainya Nando emang orang yang bisa bikin lo seneng, yaudah lo lanjutin aja sana sama dia apapun statusnya. Dan maksimal lo nunggu dia, sampe lo ulang tahun.” Tegas Shasha.

“Loh, kenapa sampe gue ulang tahun? Kan ulang tahun gue, masih lama. Masih beberapa bulan lagi.” 

“Iya, liat sampe lo ulang tahun. Gue mau tau Nando bakalan nembak lo apa enggak tuh pas lo ultah. Kalo ga nembak? Udah tinggalin aja. Udah hampir 4bulan lo di-PHP-in gini, kan.”

“Oh, gitu ya? yaudah deh gue coba ya.” Ujar Riri yang sudah merasa putus asa.


Bulan-bulan berikutnya seperti kiamat kecil buat Riri. Makin banyak cobaan untuknya, dan setiap hari makin banyak sedihnya. Sangat menguras pikiran, amarah, dan kesabarannya.





Mei, 2012.

Bulan ini adalah bulan Riri ulang tahun.
Bulan yang menjadi penentu, harus dibawa kemana hubungan mereka.
Dan dibulan ini juga, hubungan Riri dan Nando mulai merenggang.
Nando mulai bersikap ‘seadanya’ sama Riri. Kalo BBM-an ya balesnya yang ditanya aja.

Beberapa hari sebelum Riri ulang tahun, ada perbincangan yang serius lagi antara mereka. Perbincangan yang lagi-lagi menegaskan bahwa Nando mungkin memang tidak ada niatan untuk memiliki hubungan “lebih”.


 

Via pesan singkat


          “..Entah, bagaimana harus memulainya.
Tapi yang jelas aku gak mau pacaran dulu. Aku ga mau ganggu kuliah aku. Terlebih, aku masih punya janji sama mantanku. Dan aku janji sama dia, buat gak pacaran sampe bulan Oktober. Yaaa paling enggak sampe dia ulang tahun lah..

-Nando”

Segitunya dan se-spesial itu kah mantanmu itu? Terus apa yang harus aku lakukan? Selama ini kamu menganggap aku apa?

Berjuta pertanyaaan pun kini hadir didalam pikiran Riri. Betapa tidak, lelaki yang ia sayangi berkata seperti itu.

Tak lama kemudian Riri membalas pesan singkat tersebut.


 
Via Pesan Singkat.


            “..Iya gak apa apa. Kalo emang kamu gak mau pacaran, seperti apa yang kamu bilang. Tapi dengan syarat, aku ga mau kalo nanti aku dapet kabar kamu pacaran sama orang lain. Sementara, kamu sama aku bilang gak mau pacaran..”


Hingga Akhirnya Riri pun mulai mengerti dan menyadari bahwa arti hadirnya ia disisi Nando tidak membuahkan hasil. Nando pun tetap pada pendiriannya yang seperti itu. Semenjak hari itu, Riri mulai mengikis perasaannya terhadap Nando. Sampai akhirnya Riri pun ulang tahun....

Shasha dan teman-teman sudah berkumpul dikampus untuk memberi-kan surprise terhadap Riri. Tidak hanya itu, dihari spesial tersebut juga hadir Christian, Tri, dan Yaya.

“Eh, enaknya si Nando kita ajakin aja gak sih? Nando kan gak tau kalo kita mau bikin surprise dirumahnya Riri. Biar gimana pun juga, Nando kan adalah orang yang pernah deket sama Riri trus juga sempet main bareng juga sama kita. Masa ga diajakin, sih ?” , tanya Shasha memecah keheningan didalam mobil saat menuju rumah Riri.

“Yaudah ajakin aja, coba sms deh sms..” , ajak Yaya.




 


Nan, kerumah Riri yuk.
Hari ini kita mau bikin surprise
Kerumahnya Riri nih.”

-Shasha


 

                                                                                     “Yah, sorry sha.
                                                                    Hari ini gue gak bisa.
                                                                    Salam aja ya buat yang
                                                                    dateng disana.
                                                                    have fun ya:)”

                                                                                                          -Nando                                                      
                                                                                                              

                                                                                                          
Shasha pun tidak memaksakan jika memang Nando tidak bisa hadir dihari ulang tahun-nya Riri. Hanya saja yang disayangkan adalah jika mengingat status kedekatan mereka dahulu, dan tentunya mengingat karena dulunya mereka juga sering ngumpul sama Nando.
Dan ini merupakan batas akhir menurut Shasha.
Riri pun mengikuti anjuran Shasha, untuk menyudahi segalanya.
Menyudahi untuk menunggu kepastian Nando hampir 6bulan lamanya, yang tiada henti selalu menunggu Nando untuk menyatakan cinta yang memang tak kunjung datang.
Dan mungkin memang ini adalah jalan terbaik yang harus dilalui oleh Riri meskipun pahit pada akhirnya.



Tidak ada yang harus dipertahankan lagi.
Tidak ada juga yang harus disesali lagi.
Jika memang tidak mungkin bersatu, lebih baik tidak usah dipaksakan.
Bahkan  mereka yang sudah saling lama menunggu-pun pada akhirnya bisa saling menyakiti juga, bukan?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar