Pada tau film Twilight kan? Buat yang belum tau, Twilight itu sebuah film yang menceritakan tentang kisah percintaan seorang manusia yang bernama Bella, dengan se.. se.. setan vampire yang bernama Edward Cullen. Dan di ending-nya, Bella pun ikutan jadi vampire gara-gara digigit Edward Cullen.
Laki kok mainnya gigit-gigitan…
Film Twilight ini bisa dibilang cukup sukses bikin orang yang nonton jadi iri. Di film itu, pacarannya selalu sweet. Bukan gambreng.
Umm, by the way, kalau gaya pacaran mereka diterapin di Indonesia gimana jadinya, ya?
1. Pas Manjat Pohon Diomelin
Di film Twillight kita sering ngeliat kalau Edward Cullen sama Bella mau pergi ke suatu tempat, mereka nggak yang naik motor, pelukan, terus si Edward-nya nggak pake helm. Melainkan mereka lari dengan kecepatan tinggi, terus manjat-manjat pohon.
Kalau diterapin di Indonesia, mereka pasti bakalan dikejar gara-gara dikira mau maling buah. Terus, ditimpukin sendal deh sama pak haji yang punya pohon. Terus besoknya mereka terkapar dan bentol-bentol gara-gara kena ulat bulu.
2. Pas Ciuman Ada yang Neriakin
Tau sendiri kan, Indonesia itu sangat beda dengan luar negeri. Kalau di luar negeri, mau pacarannya ngapain aja bebas. Termasuk bermesraan di depan umum.
Nah, kalau di film Twilight kan gaya pacarannya di mana-mana ciuman. Kalau diterapin di Indonesia, tentu aja nggak akan bisa. Baru mau ciuman di halte, pasti akan ada yang neriakin, “ASTAGA! BUKAN MUHRIM! KAFIIIIRRRR!! ZIONIS!!!”
3. Pas Lagi Jalan Dijumrahin
Orang-orang di Indonesia selalu sensitif dengan yang namanya agama. Contohnya, pernikahan beda agama. Coba kita amati, mana ada ya kan penghulu yang mau nikahin pasangan beda agama. Sekalinya ada pun pasti warga yang tau bakalan nge-bully dan ngomongin abis-abisan.
Coba bayangin kalau pacaran a la Twillight ada di Indonesia. Beda agama aja di-bully, gimana beda kehidupan. Manusia dengan vampire. Mungkin kalau lagi jalan bareng, si Edward sama Bella bakalan dijumrah. Terus dirukiyah. Terus besoknya langsung masuk Hitam Putih.
sumber : http://www.nyunyu.com/main-article/detail/kalau-pacaran-a-la-twilight-diterapin-di-indonesia#.U6Du13YqBjc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar